Senin, 30 Mei 2011

Anakku Luar Biasa

Salah satu penyakit yang kerap menghantui periode tumbuh kembang anak adalah Autisme. Setiap orang tua tentu ketar-ketir, kuatir jika buah hatinya menjadi salah satu penderita yang penyakit yang saat ini semakin banyak dialami oleh anak balita. Saking banyaknya anak-anak yang menderita Autisme, beberapa yayasan didirikan untuk mendukung dan memberi layanan terapi bagi penderita. Selain itu, paguyuban adanya yayasan-yayasan Autisme seakan memberi motivasi moral bagi para orang tua penderita autis agar tetap mendampingi putra-putrinya yang mengalami gangguan ini.

Ya, dukungan moral dari orang tua adalah syarat mutlak bagi para anak penderita Autisme. Dukungan itu dapat berupa motivasi, ketelatenan, dan tentu saja, kesabaran. Kesabaran menjadi kata kunci dalam mendampingi anak autis. Banyak orang tua yang malu, bahkan menyembunyikan anaknya yang menderita Autisme dari sosialita. Jangan! Dorong mereka untuk belajar bersosialisasi.

Anak-anak adalah bintang-bintang masa depan. Pun jika Autisme menghinggapi anak Anda, dia tetaplah anak yang luar biasa. Bantu mereka dengan terapi rutin dan asupan nutrisi maksimal agar otak anak dapat berkembang optimal.

Gangguan Biokimiawi Otak

Istilah Autisme dikemukakan oleh dr. Leo Kanner pada 1943. Autisme merupakan cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau diri sendiri, menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri, dan menolak realitas, keasyikan ekstrem dengan pikiran dan fantasi sendiri.

Pakar lain mengatakan bahwa Autisme adalah ketidaknormalan perkembangan yang sampai sekarang tidak ada penyembuhannya dan gangguannya tidak hanya mempengaruhi kemampuan anak untuk belajar dan berfungsi di dunia luar, tetapi juga kemampuannya untuk mengadakan hubungan dengan anggota keluarganya.

Semua masalah perilaku anak autis menunjukkan 3 serangkai gangguan, yaitu: kerusakan di bidang sosialisasi, imajinasi, dan komunikasi. Sifat khas pada anak autis adalah: 1. Perkembangan hubungan sosial yang terganggu, 2. Gangguan perkembangan dalam komunikasi verbal dan non verbal, 3. Pola perilaku yang khas dan terbatas, 4. Manifestasi gangguannya timbul pada tiga tahun yang pertama.

Meskipun penyebab utama Autisme hingga saat ini masih terus diteliti, beberapa faktor yang sampai sekarang dianggap penyebab Autisme adalah: faktor genetik, gangguan pertumbuhan sel otak pada janin, dan gangguan auto-imun. Selain itu, kasus Autisme juga sering muncul pada anak-anak yang mengalami masalah pre-natal, pendarahan antenatal pada trisemester pertama-kedua, anak yang dilahirkan oleh ibu yang berusia lebih dari 35 tahun, serta banyak pula dialami oleh anak-anak dengan riwayat persalinan yang tidak spontan.

Berkaitan dengan faktor penyebab genetik, para ahli meyakini bahwa gen yang mendasari Autisme sangat kompleks dan mungkin terdiri atas kombinasi beberapa gen. Teori yang meyakini faktor genetik memegang peran penting dalam terjadinya Autisme diungkapkan pada tahun 1977. Hubungan Autisme dan masalah genetik ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa 2,5% – 3% Autisme ditemukan pada saudara dari pengidap Autisme. Artinya, saudara dari para penyandang Autisme mempunyai resiko puluhan kali untuk mengidap Autisme. Faktor penyebab lain adalah gangguan susunan syaraf pusat akibat gangguan metabolisme yang mengganggu kerja otak, seperti kekurangan vitamin, mineral, enzim, dan sebagainya.

Gangguan Autisme muali tampak sebelum usia 3 tahun dan 3-4 kali lebih banyak pada anak laki-laki, tanpa memandang lapisan sosial ekonomi, tingkat pendidikan orang tua, ras, etnis maupun agama.

Ciri fungsi abnormalitas tampak dalam tiga bidang: interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang terbatas dan berulang. Penderita kesulitan mengungkapkan perasaan maupun keinginannya yang mengakibatkan hubungan dengan orang lain menjadi terganggu.

Gejala Tampak dalam Perilaku

Gangguan perkembangan yang dialami anak autistik menyebabkan tidak belajar dengan cara yang sama seperti pada anak lain seusianya dan belajar jauh lebih sedikit dari lingkungannya bila dibandingkan dengan anak lain. Autisme merupakan kombinasi dati beberapa kegagalan perkembangan, biasanya mengalami gangguan:

1. Komunikasi. Perkembangan bahasa sangat lambat atau bahkan tidak ada sama sekali. Penggunaan kata-kata yang tidak sesuai dengan makna yang dimaksud. Lebih sering berkomunikasi dengan menggunakan gestur daripada kata-kata; perhatian sangat kurang.

2. Interaksi sosial. Lebih senang menyendiri daripada bersama orang lain, menunjukkan minat yang sangat kecil untuk berteman; respon terhadap isyarat sosial seperti kontak mata dan senyuman sangat minim.

3. Gangguan sensorik. Mempunyai sensitifitas indar (penglihatan, pendengaran, peraba, pencium dan perasa) yang sangat tinggi atau bisa pula yang sebaliknya.

4. Gangguan bermain. Anak autis umumnya kurang memiliki spontanitas dalam permainan yang bersifat imajinatif;tidak dapat meniru orang lain; dan tidak mempunyai inisiatif.

5. Perilaku. Berperilaku hiper-aktif ataupun hipo-aktif; marah tanpa sebab jelas; perhatian yang sangat besar pada suatu benda; menampakkan agresi pada diri sendiri dan orang lain; mengalami kesulitan dalam perubahan rutinitas.

Gejala tersebut tidak harus ada pada setiap anak penyandang ,Autisme. Pada penyandang Autisme yang berat mungkin hampir semua gejala itu ada, namun pada kelompok yang tergolong ringan hanya terdapat sebagian dari gejala-gejala tersebut.

Gangguan lain yang mempengaruhi fungsi otak penyandang Autisme adalah epilepsi, retardasi mental, down syndrome, dan gangguan genetis lain. Melihat gangguan – gangguan yang biasanya menyertai gejala Autisme seperti yang dikemukakan di atas, banyak orang beranggapan bahwa penyandang Autisme tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan hidup normal. Padahal, itu tidak benar!

  • Intervensi behavioral,  biologis, dan edukasional terbukti dapat dijadikan alat untuk mengurangi efek-efek Autisme yang merusak. ADa dua pendekatan utama dalam terapi terhadap penderita Autisme , yaitu pendekatan psikologis dan medis. Medis mencakup pula pemenuhan asupan nutrisi.

Pentingnya Terapi pada Penderita Autisme

Autisme sejauh ini memang belum bisa disembuhkan tetapi masih dapat diterapi (treatable). Dari segi medis, tidak ada obat untuk menyembuhkan gangguan fungsi otak yang menyebabkan Autisme. Namun beberapa gejala Autisme dapat berkurang seiring dengan pertambahan usia anak, bahkan ada yang hilang sama sekali.

Dengan penanganan tepat, perilaku-perilaku yang tak diharapkan dari pengidap Autisme dapat diubah, walau tidak bisa seratus persen. Bahkan, dengan penanganan yang tepa, dini, intensif, dan optimal; penyandang Autisme bisa normal. Mereka masuk ke dalam kehidupan normal, seperti bersekolah di sekolah biasa, dapat berkembang dan mandiri di masyarakat, kemungkinan normal bagi pengidap Autisme tergantung dari kadar gangguan yang ada.

Lazimnya, pendekatan psikologis dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Terapi dengan Pendekatan Psikodinamis

    Pendekatan terapi ini berorientasi psikodinamis terhadap individu autis berdasarkan asumsi bahwa penyebab Autisme adalah adanya salah asuh dari orang tua. KIni, terapi dengan metode ini tidak begitu lazim digunakan karena asumsi dasar dari pendekatan ini telah disangkal oleh bukti-bukti yang menyatakan bahwa Autisme bukanlah akibat salah asuhan, melainkan disebabkan oleh gangguan fungsi otak.

  • Terapi dengan Intervensi Behavioral 

    Pendekatan Behavioral telah terbukti dapat memperbaiki periulaku individu autistik. Pendekatan ini merupakan variasi dan pengembangan teori belajar yang semula hanya terbatas pada sistem pengelolaan ganjaran dan hukuman. Prinsipnya adalah mengajarkan perilaku yang sesuai dan diharapkan serta mengurangi perilaku-perilaku yang salah pada individu autistik. Pendekatan ini juga menekankan pada pendidikan khusus yang difokuskan pada pengembangan kemampuan akademik dan keahlian-keahlian yang berhubungan dengan pendidikan..

Untuk dapat mengetahui gejala Autisme sejak dini, telah dikembangkan suatu kuesioner yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers), sebagai berikut:

1. Apakah anak Anda tertarik pada anak-anak lain?

2. Apakah anak Anda dapat menunjuk untuk memberitahu ketertarikannya pada sesuatu?

3.Apakah anak Anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada orang tua?

4. Apakah anak Anda dapat meniru tingkah laku Anda?

5. Apakah anak Anda berespon apabila dipanggil namanya?

6, Bila Anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak Anda akan melihat ke arah mainan tersebut?

Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka Anda sebaiknya berkonsultasi dengan pakar Autisme .

Mencukupi Nutrisi bagi Penderita Autisme

Sesuatu yang sangat penting dan utama dalam Autisme mungkin luput dari perhatian orang tua adalah gizi atau makanan. Tak ada yang memungkiri bahwa pengaturan makanan (diet) akan membawa dampak perbaikan bagi penderita. Beberapa ahli mengatakan bahwa diet merupakan salah satu cara efektif dalam penatalaksanaan Autisme.

Mengapa diperlukan diet? Kebanyakan anak dengan Autisme mengalami gangguan pada sistem pencernaan mereka. Di antaranya gangguan hiperpermeabilitas usus, malabsorbsi, enterocolitis (peradangan usus), gangguan detoksifikasi dan beberapa gangguan lainnya. Semua jenis abnormalitas pada usus tersebut mengganggu kinerja alat pencernaan. Jika kinerjanya terganggu maka bisa terjadi berbagai macam defisiensi nutrisi. Hal ini ditambah lagi dengan kecenderungan pola makan anak dengan Autisme yang sangat susah makan. Kebanyakan dari mereka tak suka sayur dan tak suka buah. Bahkan, ada yang hanya tiap hari hanya mau menyantap mie instant.

Oleh karena itu, peneliti dan terapis Autisme saat ini banyak menganjurkan suplemen kesehatan yang mempunyai kandungan nutrisis lengkap dan juga mengandung nutrisis essensial buat perkembangan otak serta syaraf. Mengapa sebaiknya suplemen kesehatan? Karena bagi anak autis, suplemen kesehatan lebih mudah dicerna dang mengandung mikronutrisi lengkap. Sumbder mikronutisi yang direkomendasi adalah produk-produk perlebahan dari HIGH-DESERT.

Sumber: Harmony Maret 2011

How HD Helps?

Para peneliti telah menemukan adanya hubungan antara fungsi otak dan berbagai zat gizi dalam makanan. Hubungan ini telah terjadi sejak janin dalam kandungan Ibu. Salah satu di antara zat gizi penting tersebut adalah kolin. Dalam tubuh, kolin penting sebagai komposisi utama membran sel normal setta menjaga kebutuhan membran sel dalam prose-proses biologi, seoerti aliran/ rangsangan informasi, komunikasi intrasel, dan bioenergi. Selain itu, kolin juga dapat membantu fungsi normal otak melalui pembentukan neurotransmitter ssetilkolin, yaitu bentuk senyawa kolin yang sangat berperan pada fungsi otak.

HDI Royale Jelly Liquid

Asetilkolin merupakan senyawa kinia yang berperan pada proses penyimpanan dan pemanggilan kembali memori, perhatian (aensi), maupun konsentrasi seseortan. Makin banyak asetilkolin yang disintesis, makin banyak pula dilepaskan kealam syaraf sehingga makin baik pula proses memori dan atensi.
Senyawa itu dapat ditemukan di HD Royale Jelly Liquid. Tak hanya kolin-asetilkolin, HD Royale Jelly Liquid juga kaya akan vitamin Complex yang didalamnya terdapat asam pantotenat, senyawa yang berguna meredakan stres dengan mengurangi ketegangan pada syaraf..

HDI Honeybee PollenS

HDI Honeybee PollenS diformulasikan secara khusus untuk anak-anak.HDI Honeybee PollenS  mengandung beragam nutrisi penting untuk membantu perkembnagan anak, serta dapat meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan anak.

Bee Pollen dikenak sebagai sumber makanan paling sempurna dari alam dan kaya akan kandungan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita, yaitu:

  • Semua adam amino essensial.
  • Vitamin degan spektrum lengkap, terutama vitamin B12 dan E juga vitamin B1, B2, B3, B5, C, dan D dengan jumlah signifikan.
  • Sejumlah mineral penting, termasuk kalsium, mangan, fosfor, zat besi, sodium, potassium, aluminium, magnesium, dan tembaga.
  • Antioksidan, enzim, dan co-enzim yang penting bagi manusia.
  • Pemicu hormon yang menstimulasi produksi hormon dan anti penuaan.
  • Korbohidrat dan asam lemak.
  •  

1 komentar:

  1. Menarik artikelnya.
    Untuk Pengobatan anak autis Silahkan Kunjung www.anakhabbats.com.
    Insya Allah Sembuh. :)

    BalasHapus